"Suplai valas dijaga terus di pasar dan nilai tukar dijaga," kata Direktur Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI, Perry Warjiyo di kantornya, Jalan M Thamrin, Jakarta, Jumat (15/6/2012).
Pasalnya, jika sampai Yunani keluar dari Eropa maka akan terjadi penarikan dana dalam jumlah besar di Eropa. Dana itu akan dialihkan ke instrumen investasi yang lebih aman, seperti dolar AS.
Jika dolar diburu, harganya akan semakin menanjak dan membuat nilai tukar lainnya jeblok, mulai dari yen Jepang hingga mata uang garuda.
"Sama saja skenarionya. Persepsi risiko sangat negatif, menarik dana dari berbagai belahan dunia, menaruh di safe haven currency," tegasnya
Menurut Pery, jika pada 17 nanti Eropa menyetujui Yunani untuk tetap bertahan, maka hal utama yang harus dibahas adalah bagaimana kelanjutan pembayaran utang-utangnya.
"Yunani harus hadapi utang jatuh tempo. Kalau tetap di Euro, utang itu akan dibayar. Akan terbitkan Euro bond. Di satu sisi yunani harus tunduk pada Austerity Program, ketatkan ikat pinggang," ujarnya.
Pery menambahkan, jika Yunani tetap keluar dari Euro, maka Yunani harus mencari terobosan radikal untuk melunasi utangnya, dengan cara penghematan anggaran dalam negerinya.
sumber http://finance.detik.com
22.21 | 0
komentar | Read More