Pages

Subscribe:

Labels

Teknis Penggemukan Sapi yang Baik

1.


Jenis Sapi yang Digemukkan

Jenis sapi yang paling baik untuk digemukkan adalah jenis Limosin dan Simetal. Untuk kedua jenis sapi tersebut kenaikan berat badannya (ADG) bisa mencapai 1.5-2 kg/hari. Stelah kedua jenis sapi tersebut sapi jenis lainnya adalah SIMPO dan LIMPO yang ADG-nya mencapai 1-1.7 kg/hari.

2. Umur dan Fisiologis Sapi
Yang paling ideal untuk penggemukan adalah sapi berumur 2-2.5 tahun. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut tulang-tulang sapi sudah terbentuk secara sempurna sehingga proses penggemukan dapat dilakukan secara efektif. Bagaimana mengetahui usia sapi? Secara fisik pedagang-pedagang di pasar biasanya dapat mengetahui darpi gigi sapi tersebut. Untuk usia 2 tahun biasanya gigi seroi sapi sudah berganti besar 2-4 buah (poel 2-4). Apabila lebih dari itu biasanya usia sapi sudah lebih dari 3 tahun.
Dalam pemilihan sapi selain usia, hal lain yang lebih penting adalah masalah fisik sapi tersebut. Fisik sapi yang baik meliputi panjang tubuhnya, tampilan depan dan belakang.

3. Jangka Waktu Penggemukan
Jangka waktu pemeliharaan ini tergantung dari tujuan peternak, apakah akan memelihara untuk jangka pendek (3-4 bulan) ataukah hanya untuk tabungan sehingga akan dipelihara untuk jangka lama (6-12 bulan). Jangka waktu pemeliharaan ini nantinya akan terkait dengan umur sapi yang dipelihara. Untuk pemeliharaan jangka pendek, sebaiknya peternak memilih jenis sapi limosin atau simetal usia 2-2.5 tahun yang mempunyai bobot antara 350-500 kg. Biasanya untuk jenis tersebut dengan pemeliharaan yang intensif mampu naik minimal 100 kg.
Apabila peternak memilih pemeliharaan jangka panjang maka sebaiknya memilih bibitan yang agak lebih muda dan bobotnya antara 250-350 kg. Hal ini semata-mata pertimbangan harga bibitan yang lebih murah.

4. Jenis Pakan yang Diberikan
Pakan merupakan komponen penting dalam proses penggemukan sapi. Di peternakan kami jenis pakan yang dipakai adalah campuran antara pakan hijauan dan konsentrat. Pakan jenis konsentrat kami berikan pagi dan sore hari masing-masing 10 kg per pemberian pakan. Untuk hijauan biasanya jenis jerami dan rumput gajah (kolonjono). Karena di tempat kami jerami mudah dan murah didapat maka untuk jerami ini kami berikan agak banyak dan bila habis langsung diisi kembali. Jerami ini sebelumnya difermentasi terlebih dahulu agar lebig bergizi untuk sapi. Sedangkan utnuk hijauan hanya kadang-kadang diberikan.

Demikian teknis penggemukan sapi berdasarkan pengalaman kami selama ini. Semoga bisa bermanfaat buat yang lain, terima kasih.
23.44 | 0 komentar | Read More

Manfaat kotoran sapi, Batu Bata Dari Kotoran Sapi


batu bata dari kotoran sapi
Beternak sapi, secara
umum memang banyak memberikan keuntungan kepada para peternaknya.
Selain keuntungan ekonomis dari kenaikan berat badan
juga didapat keuntungan lain dari hasil sampingan berupa limbah.
Selama ini, limbah kotoran sapi hanya dimanfaatkan
sebagai pupuk. Ternyata, limbah kotoran sapi ini dapat
pula dipakai sebagai bahan baku pembuatan bata untuk
bahan bangunan.



Ini adalah Proyek penelitian yang
dilakukan oleh enam orang mahasiswa Prasetiya Mulya Business
School
, dan menyabet juara pertama kompetisi business plan tingkat
dunia bertajuk “Global Social Venture Competition (GSVC) 2009
yang berlangsung 23-25 April 2009 di University of California,
Berkeley, Amerika Serikat.



GSVC merupakan kompetisi perencanaan
bisnis tingkat dunia yang diselenggarakan setiap tahun sejak 1999.
Syarat utama untuk mengikuti kompetisi ini cukup berat, peserta harus
dapat menyiapkan hasil riset dan penelitian berbentuk perencanaan bisnis
(business plan) yang berorientasi pada keuntungan dan
berdampak sosial positif bagi masyarakat luas.



Tergabung dalam tim bernama ‘EcoFaeBrick‘,
Ke enam mahasiswa Prasetiya Mulya itu mengalahkan sembilan finalis dari
sekolah bisnis dan universitas-universitas peringkat dunia, seperti
London Business School, ESSEC Business School Perancis, Columbia
Business School, George Washington University School of Business, Tuck
School of Business Dartmouth, Indian School of Business, Sasin Graduate
Institute of Business Administration, SP Jain Institute of Management
and Research, serta Haas School of Business. Hal ini merupakan prestasi
yang membanggakan karena setelah sepuluh tahun kompetisi ini digelar,
baru tahun inilah ada tim sekolah bisnis dari luar AS berhasil menjadi
juara pertama



Bekerja sama dengan organisasi
non-formal bernama ‘Faerumnesia‘, tim EcoFaeBrick
memulai proyek penelitian bisnis ini pada Desember 2008 di daerah

Godean dan Sayegan, Yogyakarta
, yang memiliki komunitas
peternak sapi
.



Tujuan utama kerjasama ini awalnya
dimaksudkan untuk dapat mengatasi polusi kotoran sapi
yang selalu menjadi masalah bukan saja di daerah ini tetapi juga di
semua tempat dimana terdapat komunitas peternak sapi. Limbah
kotoran sapi
menjadi pilihan karena besarnya volume limbahnya
yang mampu mencapai 20 kilogram per hari/ekor sapi.



Pemanfaatan limbah kotoran sapi

menjadi bahan baku pembuatan bata untuk bahan bangunan ini ternyata
mempunyai banyak keuntungan antara lain adalah :


  • Mengurangi penggunaan bahan dari tanah liat yang merupakan bahan
    yang tidak dapat dibarukan. Sekaligus mengurangi kerusakan lingkungan
    akibat penggalian bahan baku tanah liat yang berlebihan.
  • Mengurangi penggunaan kayu bakar serta menurunkan biaya produksi
    karena memanfaatkan biogas metana hasil dari limbah kotoran sapi.
    Dengan demikian, akan didapatkan bahan bangunan yang berharga murah dan
    terjangkau untuk kemakmuran masyarakat


Karena itulah, tidak mengherankan jika
beberapa utusan negara dari Meksiko, Argentina, dan India yang merupakan
negara produsen besar sapi di dunia tertarik dengan business plan buatan
tim EcoFaeBrick ini. Bahkan, untuk proyek ini sedang ada penjajakan
dari UNDP untuk dapat membangun rumah yang murah dan layak huni untuk
seluruh penduduk dunia.




Sumber :


  • arsitekturina.blogspot.com
  • edukasi.kompas.com
  • 23.21 | 0 komentar | Read More

    pakan sapi, Rumput Raja - Hijauan Pakan Sapi


    rumput raja bahan hijauan pakan sapi
    Rumput Raja adalah salah satu jenis dari Rumput Gajah (Pennisetum purpureum Schumach) yang ada di Indonesia. Rumput ini adalah jenis rumput baru yang belum banyak dikenal, yang merupakan hasil persilangan antara pennisetum purpereum (rumput gajah) dengan pennisetum tydoides.





    Batang dan daunnya berukuran paling besar dibandingkan dengan rumput lainnya, oleh karena itu disebut sebagai King Grass. Rumput Raja memiliki batang yang keras dengan daun berbulu kasar serta memiliki bercak berwarna hijau muda.






    Produktivitas Rumput Raja jauh lebih tinggi dari rumput-rumput unggulan  lainnya, serta mempunyai kandungan zat makanan yang cukup bergizi. Menurut hasil penelitian, didapat data sebagai berikut :







    • Produksi hijauan segar :  1076 Ton/ha/tahun

    • Produksi bahan kering  :    110 Ton/ha/tahun

    • Prosentase perbandingan batang dan daun pada hijauan segar = 48 : 52

    • Prosentase perbandingan batang dan daun pada bahan kering  = 32 : 68






    Sedangkan kandungan zat makanan yang ada dalam Rumput Raja adalah :






    1. Protein kasar = 13,5%

    2. Lemak             = 3,5 %

    3. NDF                 = 59,7%


    4. Abu                 = 18,6%

    5. Ca                    = 0,37

    6. P                      = 0,35





    Rumput Raja mudah ditanam di segala kondisi tanah,  mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Rumput Raja menyukai tanah subur dan curah hujan yang merata sepanjang tahun. Akan tetapi, untuk penanaman skala besar, tetap harus memperhitungkan beberapa faktor sbb :







    • Sumber air, karena air merupakan salah faktor yang sangat vital pada saat masa pertumbuhan Rumput Raja. Dengan adanya saluran air, juga mempermudah penyebaran pupuk secara otomatis melalui saluran pembuangan.



    • Kondisi Tanah, agar sesuai dengan keperluan petumbuhan Rumput Raja.  Untuk PH tanah yang terlalu “asam”  (PH dibawah 7) dapat ditambahkan kapur, sedangkan untuk pH tanah terlalu “basa” (PH diatas 7) dapat digunakan pupuk yang mengandung sulfur (ZA).




    • Topografi, penting untuk perencanaan pengolahan lahan dan sistem penanaman rumput. Pada kemiringan tanah diatas 18 0 sudah tidak efektif lagi untuk penanaman. Disamping itu semakin tinggi derajat kemiringan tanah semakin rendah efisiensi penggunaan pupuk dan membutuhkan upaya keras untuk mempertahankan kelestarian kesuburan tanah.



    .



    Penyiapan Bibit Rumput Raja








    Rumput Raja ditanam dengan menggunakan :






    1. Stek, yang dipotong-potong dengan ukuran panjang 25 cm atau dipilih yang memiliki jumlah “mata” minimal 2 buah.

    2. Rumpun anakan (sobekan akar /pols), pilih yang sudah mempunyai tinggi sekitar 20 – 25 cm.





    Bibit ditanam dengan jarak tanam : 60 x 100 cm, dengan 2 stek setiap lubangnya. Dengan demikian  perkiraan kebutuhan bibit rumput dalam hamparan tanah seluas 1 hektar adalah : (10.000m2 / 0,60)  x 2 stek = 33,332 stek







    Apabila rata-rata 1 kg bibit rumput = 15 stek, maka perkiraan kebutuhan bibit rumput untuk 1 ha = 2.222 kg.



    .



    Pengolahan Tanah





    Penanaman Rumput Raja memerlukan kondisi tertentu agar didapatkan hasil yang baik. Oleh sebab itu lahan untuk penanamannya harus diolah sbb:







    • Pembersihan lahan dari pohon-pohon, semak belukar atau tanaman lainnya.



    • Pencangkulan/pembajakan tanah sebanyak 1-2 kali, dengan kedalaman +/- 40 cm. Perlakuan ini bertujuan untuk memecah lapisan tanah menjadi bongkahan.



    • Pembalikan lapisan tanah, diratakan dan dibiarkan beberapa saat agar aktifitas mikro organisme meningkat sehingga mineralisasi bahan organik dapat berlangsung lebih cepat.




    • Penggemburan/penggaruan tanah hasil pembajakan/ pencangkulan menjadi struktur yang lebih kecil sekaligus untuk membersihkan tanah dari sisa perakaran tumbuh-tumbuhan liar.



    • Pemupukan dasar (N, P dan K) dengan kebutuhan per hektar 80 kg TSP, 60 kg KCl dan 110 kg urea atau  menggunakan 10 ton pupuk kandang/ha, 50 kg kcl dan 50 kg sp36/ha.



    • Pengistirahatan Tanah selama  ± 7 hari.




    • Pembuatan parit/lubang tanaman dengan kedalaman 20 cm. Pada tanah dengan kontur miring, tidak perlu diolah, cukup dibuat lubang-lubang menurut kontur tanahnya sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi ganda sebagai penahan erosi.



    .



    Penanaman Rumput Raja





    Penanaman pada daerah tanpa irigasi, sebaiknya dilakukan setelah hujan pertama  sampai pertengahan musim hujan, sehingga pada musim kemarau, tanaman sudah dalam dan cukup kuat.







    Penanaman dilakukan  dengan cara  yang sesuai dengan bibit yang digunakan yaitu :



    1. Stek, penanaman dilakukan dengan cara memasukkan ± ¾ bagian dari panjang stek dengan kemiringan ± 30 derajat atau dapat juga dengan cara memasukkan  stek kedalam tanah secara terlentang.

    2. Sobekan akar (pols), menanamnya seperti menanam padi, dengan kebutuhan setiap lubang 2 stek.






    Tujuh hari setelah penanaman, alirkan air secukupnya ke lahan tanaman tersebut dan lakukan pennggantian apabila terdapat stek atau pols yang mati.



    .



    Perawatan Rumput Raja




    Perawatan dilakukan dengan cara : Pendangiran/penyiangan,yaitu membersihkan tanamanan liar dan penggemburan tanah disekitarnya atau langsung dilaksanakan penggemburan tanah dengan cara pencangkulan disekitar rumpun rumput dengan membalikkan tanah tersebut.




    .






    Pemupukan Rumput Raja



    Pemupukan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu menggunakan urea dengan dosis 50 kg/ha. Selanjutnya pemupukan dilakukan ± 3-4 kali per tahunnya, dan setelah tiga kali pemotongan dengan dosis yang sama.



    .





    Pemotongan (defoliasi) Rumput Raja



    Pemotongan pertama dapat dilakukan pada umur tanaman 2-3 bulan sebagai potong paksa. Hal ini bertujuan untuk menyamakan pertumbuhan dan merangsang pertumbuhan jumlah anakan. Pemotongan berikutnya dilakukan sekali setiap 6 minggu, kecuali pada waktu musim kemarau waktu potong sebaiknya diperpanjang. Tinggi pemotongan 10-15 cm dari permukaan tanah. Hindari pemotongan yang terlalu tinggi karena akan banyak sisa batang yang mengayu (keras). Demikian juga jangan dipotong terlalu pendek, karena akan mengurangi mata atau tunas muda yang tumbuh.



    .




    Peremajaan Rumput Raja



    Peremajaan rumput dilakukan setelah tanaman tersebut mencapai umur 3 – 4 tahun atau setinggi-tingginya 4,5 tahun. Hal ini tergantung situasi dan konsidi daerahnya. Sedangkan pelaksanaannya dapat dilakukan secara bertahap, yaitu diantara rumpun lama ditanam stek atau pols baru, setelah tanaman tresebut mulai tumbuh dengan baik, maka rumpun lama dibongkar. Begitu seterusnya sehingga kebutuhan rumput potongan tetap tersedia.




    Sumber :



    • insidewinme.blogspot.com

    • acres-wild.com

    • dombagarut.blogspot.com

    23.19 | 0 komentar | Read More

    Penyusunan Formulasi Ransum Sapi Perah


    penyusunan ransum sapi perah 1

    Penyusunan  formulasi ransum bertujuan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi seperti :  energy, protein, vitamin dan mineral agar produktifitas ternak dapat maksimal. Atau dengan kata lain, menyediakan  ransum yang baik secara nutrisional,  agar dapat dikonsumsi  dalam jumlah yang cukup untuk mendukung tingkat produksi pada harga yang layak.






    Beberapa informasi dasar yang dibutuhkan untuk penyusunan ransum antara lain :





    • Kebutuhan Zat makanan dan periode pemeliharaan, yaitu berdasarkan kepada kebutuhan konsumsi bahan kering  dan periode pemeliharaan (laktasi dan non laktasi). Konsumsi bahan kering dapat diberikan sebesar 2,5 – 3 % dari bobot badan,  tergantung pada : bobot badan, tinggi rendahnya produksi susu, periode laktasi, kondisi lingkungan,kondisi tubuh, jenis dan kualitas pakan terutama hijauan. Pada sapi laktasi berproduksi tinggi, kebutuhan energy kadang-kadang tidak terpenuhi karena keterbatasan konsumsi bahan kering sehingga dapat menurunkan bobot badan dan produksi.




    • Bahan Pakan. Perlu diperhatikan beberapa hal yaitu : Ketersediaan bahan lokal, harga serta kandungan  zat makanan dalam bahan yang akan digunakan





    • Tipe ransum yang akan dibuat. Hal  ini erat hubungannya  dengan komposisi yang dibutuhkan serta kandungan zat makanan. Misalnya tipe ransum lengkap (complete ration) yang merupakan campuran biji-bijian yang dicampur dengan hijauan.




    • Konsumsi Ransum. Banyak faktor yang mempengaruhi konsumsi ransum seperti : Konsumsi energi (sangat besar pengaruhnya terhadap konsumsi ransum) , bentuk fisik ransum, palatabilitas ransum dsb.







    Dibawah ini adalah tabel Kebutuhan Bahan Kering Untuk Memenuhi Kebutuhan Hidup Pokok, Produksi Susu dan Pertambahan Bobot Badan Normal Pada Pertengahan dan Akhir Produksi








































































































    Prod. Susu

    4%FCM,kg


    Bobot Hidup
    400500600700800


    % Bobot Hidup
    102,72,42,22,01,9
    153,22,82,62,32,2
    203,63,22,92,32,4
    254,03,53,22,92,7
    304,43,93,53,22,9
    355,04,23,73,43,1
    40-4,64,03,63,3
    45-5,04,33,83,5
    50-5,44,74,13,7
    55--5,04,44,0
    60--5,44,84,3






    Sumber :


    • 3.bp.blogspot.com


    • Bahan pakan dan pemberian ransum sapi perah ( An-an Yulianti, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran)

    23.17 | 0 komentar | Read More

    Bangsa dan Sifat Genetis Sapi Unggul


    bangsa dan sifat genetis bibit sapi unggul
    Target utama Peternak
    sapi potong adalah mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dari kegiatan
    peternakan yang dilakukannya. Keuntungan ini bisa didapatkan dari kenaikan
    berat
    Sapi potong serta kualitas daging yang
    dihasilkan.



    Pada dasarnya semua bangsa dan tipe sapi
    dapat digemukkan. Akan tetapi, untuk mendapatkan hasil
    yang maksimal sebaiknya peternak sudah dapat memperhitungkan hasil
    yang diperoleh
    (penjualan hasil ternak) dengan biaya
    yang dikeluarkan
    (pembelian bibit sapi, pakan, biaya
    operasional).



    Secara umum, bibit sapi yang
    menguntungkan memang bibit sapi yang tingkat pertumbuhannya
    cepat
    , dagingnya baik dan berkualitas tinggi.
    Untuk mendapatkannya bukanlah hal yang mudah,   peternak wajib memiliki pengetahuan,
    pengalaman dan kecakapan. Salah satu
    kriteria dalam pemilihan bibit sapi yang unggul adalah Bangsa
    dan sifat genetis sapi
    .




    Setiap bangsa sapi memiliki sifat
    genetis yang berbeda-beda, baik mengenai dagingnya , ataupun kemampuan
    beradaptasi dengan lingkungan seperti penyesuaian iklim dan penyesuaian
    pakan.



    Menurut teori, sapi-sapi yang unggul
    sebagai sapi pedaging adalah jenis : Hereford, Aberdeen angus,
    beefmaster,charolais, dsb, yang biasanya harus di-impor dari luar
    negeri.  Sapi-sapi jenis ini  dapat menghasilkan prosentase karkas lebih
    dari 60%. Sedangkan jenis lokal seperti sapi bali, madura,ongole,
     prosentase karkas selalu lebih rendah dari jenis-jenis sapi diatas.



    Akan tetapi, pada prakteknya  sapi-sapi
    jenis unggul ini tidak popular di kalangan peternak tradisional di
    Indonesia. Beternak sapi-sapi impor seringkali tidak dapat memenuhi
    target yang diharapkan. Pendapat ini memang ada benarnya, tetapi
    penyebab utamanya terkadang bukan karena bibit yang jelek, melainkan
    ketidaksesuaian iklim dimana sapi–sapi itu diternakkan, teknik
    pemeliharaan  serta kualitas pakan yang rendah.



    Perbedaan iklim antara daerah asal
    dengan lingkungan yang baru membuat sapi-sapi impor harus berjuang extra
    keras untuk beradaptasi yang akhirnya stress dan mempengaruhi
    pertumbuhan beratnya. Belum lagi masalah ketidaktahuan peternak tentang
    perbedaan perlakuan antara sapi impor dengan sapi lokal. Demikian juga
    dengan pakan yang diberikan,  kualitasnya berbeda dengan pakan
    sehari-hari dikonsumsi sapi-sapi impor ini. Pada akhirnya, peternak
    tidak akan dapat menghasilkan  keuntungan bahkan bisa merugi.






    Sumber :


    • Sapi Potong (A.S.Sudarmono)
    • cattle.com
    • embryoplus.com
    23.14 | 0 komentar | Read More

    Kontroversi Ternak Kastrasi untuk Qurban


    kontroversi ternak kastrasi untuk qurban

    Hari raya idul qurban, merupakan pasar
    yang cukup potensial bagi pengembangan peternakan, khususnya bagi usaha
    ternak sapi, kerbau, kambing dan domba di negeri ini.


    Bisa dibayangkan,
    jika saja 90 % rakyat Indonesia yang beragama islam sekitar 200 juta
    orang dan dari jumlah tersebut 25 % saja yang mampu melaksanakan qurban
    seekor domba atau sapi, maka tidak kurang dari  500.000 ekor domba dan
    sapi akan dipotong, jumlah ini identik dengan setahun jumlah sapi yang
    diimpor dari Australia.



    Dalam menghadapi Idul Qurban, memang ada
    beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seekor ternak untuk memenuhi
    syarat sahnya menjadi hewan qurban. Diskusi mengenai halal dan haram dalam dunia peternakan pernah dibahas pada suatu Round Table Discussion
    di Fakultas Peternakan pada saat Dies Natalis Fapet Unpad tahun 2001
    yang lalu. Diskusi tersebut dihadiri oleh para tokoh Ilmuwan Peternakan
    dan Agama seperti dari MUI Jabar, Pondok Pesantren dan IAIN Sunan
    Gunung Jati. 


    Pada waktu itu, dibahas berbagai masalah peternakan  yang
    ada di masyarakat berkaitan dengan fiqih Islam. Seperti pemanfaatan
    darah, pupuk, air, rumput. dan hewan qurban. Pembahasan tersebut,
    ditujukan agar pembangunan peternakan sejalan dengan pemahaman
    masyarakat mengenai fiqih Islam.




    Bagi dunia peternakan, penyediaan
    ternak qurban untuk memenuhi kriteria yang diajarkan oleh fiqih Islam
    yaitu hewan-hewan yang memenuhi kriteria pokok kesempurnaan; dalam
    keadaan tidak cacat, cukup umur, sehat dan jantan merupakan suatu hal yang sangat menguntungkan.


    Bayangkan saja, pemotongan ternak jantan tentu akan membantu “program seleksi” yang baik bagi keberlanjutan peternakan dengan menyisakan jantan-jantan berkualitas. Atau, dengan kata lain membantu program inseminasi buatan untuk peningkatan kualitas bibit ternak.



    Sesuai dengan sunah yang diajarkan Nabi
    Muhammad, syarat-syarat yang harus dipenuhi bagi hewan qurban tersebut
    kadang menimbulkan berbagai pertanyaan, khususnya bagi pengembangan
    teknologi peternakan itu sendiri. Apakah ternak qurban tersebut,
    diarahkan kepada produksi daging yang akan dibagikan pasca dipotong ?
    atau ada makna lainnya ?. Mungkin banyak makna yang terkandung akibat
    atau dampak dari ritual ini terhadap kemajuan peternakan. Oleh
    karenanya, pada kasus tersebut, kita harus secara arif menyikapinya.



    Kemajuan manajemen dan teknologi
    produksi peternakan, memungkinkan produksi daging sapi akan tumbuh
    dengan kualitas yang cukup baik, bila dilakukan dengan cara kastrasi
    misalnya. Karena kastrasi yang dilakukan pada seekor ternak baik sapi,
    kerbau, domba maupun kambing, ditujukan agar hanya ternak  yang
    memiliki potensi genetik baik akan berkembang dan menghasilkan
    keturunan yang baik pula. Sementara itu, kualitas daging ternak yang
    dikastrasi pun relatif lebih baik pula komposisinya jika dibandingkan
    dengan yang tidak dikastrasi.




    Kastrasi atau kebiri adalah penghilangan sacrotum
    hewan jantan, terutama ditujukan agar sifat-sifat kejantanannya tidak
    berfungsi, sehingga mampu berproduksi untuk peningkatan berat badan dan
    kualitas daging yang dihasilkannya. 


    Sebenarnya pada kasus ini menurut 
    Dr. Jaih Mubarok dalam bukunya Fiqih Kontemporer dalam Bidang
    Peternakan (2003), bahwa tidak ada cegahan (paling tidak secara
    tekstual) dalam Al-Quran dan Hadist untuk melakukan ibadah qurban
    dengan hewan yang dikastrasi. Akan tetapi para pakar fiqih berbeda
    pendapat tentang keabsahan berqurban dengan hewan yang dikebiri.
    Misalnya, Ulama Hanfiah, Syafiiah, dan Hanabilah  membolehkan melakukan qurban dengan hewan yang dikebiri, tetapi memakruhkannya. Oleh karenanya ulama Hanfiah, Syafiiah, dan Hanabilah menyarankan agar umat Islam tidak melakukannya ibadah qurban dengan hewan yang dikebiri,

    kecuali dalam keadaan terpaksa. Adapun pendapat ulama Malikiah lebih
    tegas lagi, yaitu tidak sah (batal) melakukan ibadah qurban dengan
    hewan yang dikebiri.



    Lebih jauh Dr. Jaih Mubarok menyatakan
    bahwa masalah utama dalam kastrasi kelihatannya terletak pada peniadaan
    salah satu anggota tubuh hewan yang hendak dijadikan qurban.  Oleh
    karena itu, apabila suatu saat ditemukan teknologi yang dapat
    meningkatkan produksi dan mutu ternak tanpa penghilangan anggota
    tubuhnya seperti kastrasi, akan sangat bermanfaat bagi peternak sebagai
    produsen dan masyarakat Islam sebagai konsumen. Cara tersebut, bila
    dapat ditemukan dapat merupakan jalan keluar yang reaktif dan positif
    baik bagi peternak maupun umat Islam pada umumnya.



    Dalam manajemen peternakan masih ada
    tindakan lain yang biasa dilakukan peternak, misalnya melakukan atau
    memasang tanda pada kuping (ear tag),   Cap bakar dan tendok (melubangi hidung). Pada kasus “ear-tag”
    secara tekstual dalam hadist terdapat cegahan terhadap hewan qurban
    yang kupingnya digunting disebelah depan maupun belakang. Oleh
    karenanya, pada kasus ini hindari hewan qurban yang cacat akibat
    perlakuan ear-tag.




    Sedangkan pada kasus tendok dan cap bakar, kedua tindakan tersebut juga melakukan pencacatan pada tubuh sapi.
    Ternyata, pada kasus ini, para ulama (pakar fiqih Islam) tidak
    memberikan perhatian dan pembahasan yang panjang lebar. Artinya,
    hewan-hewan tersebut tidak mengganggu keabsahan dalam ibadah qurban.




    Mengambil hikmah, hakekat dan
    memaknainya, dibalik pelaksanaan ajaran Islam tentang qurban bagi
    pengembangan ilmu peternakan dan bagi pengembangan umat Islam,
    memerlukan kajian dan pembahasan dari berbagai disiplin Ilmu yang
    mendalam. Mengingat  luasnya makna yang terkandung pada setiap ajaran
    agama. Mudah-mudahan tulisan ini, mengundang diskusi lebih jauh
    mengenai pengembangan ilmu peternakan berbasis ajaran Islam. 


    Oleh
    karenanya, jika para ulama di negeri ini (MUI) mampu menengarai masalah
    tersebut, dengan membuat fatwa membolehkan mengenai ternak qurban yang
    dikeluh/ditendok, dicap bakar,  dan dikastrasi (dikebiri), sepertinya
    pembangunan peternakan akan lebih kondusif, dan  dampaknya akan
    dirasakan pula terhadap peningkatan produksi dan pendapatan peternak.
    Sebab, pangsa pasar “Idul Adha” merupakan pangsa yang cukup besar dan
    potensial. Pangsa pasar ini akan  semakin jelas standarisasinya
    sehingga manajemen budidaya peternakan akan semakin kondusif, karena
    didukung oleh permintaan dan lingkungannya.



    ROCHADI TAWAF
    Dosen FaPet UNPAD,
    Wakil Ketua II ISPI
    dan SekJen DPP PPSKI
    23.10 | 0 komentar | Read More

    Pupuk Organik Dari Urine Sapi


    pupuk organik dari urine sapi
    Sejak dahulu kala, daging, kulit, serta kotoran sapi memang termasuk komoditi yang telah terbukti mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Kini air kencing (urine) sapi ternyata telah mulai menjadi komoditi berharga. Urine sapi , oleh Ahmad Syukur, warga Desa Mlatiharjo Kecamatan Gajah, diolah sebagai pupuk cair organik.





    Berkat ide dan kerja kerasnya selama tiga tahun, dia mampu menyulap air kencing sapi dan sejumlah empon-empon dapur menjadi pupuk cair organikUrine sapi diproses menjadi pupuk cair organik melalui pencampuran dengan sejumlah empon-empon yang kemudian di fermentasikan secara sederhana selama 21 hari, dengan proses pengadukan yang dilakukan setiap 7 (tujuh) hari sekali. Empon-empon adalah aneka bumbu dapur seperti  kencur, kunyit, jahe, lengkuas, serai, daun imbo dan terasi. Semua bahan ini ditumbuk halus kemudian ditambahkan parutan nanas busuk lalu dicampurkan ke dalam cairan kencing sapi. Nanas ini berfungsi untuk sebagai bahan pemicu fermentasi.






    Untuk pembuatan pupuk cair organik yang ekonomis, dibutuhkan setidaknya 200 liter cairan urine sapi. Kapasitas 200 liter tersebut diperkirakan diperoleh dari 13 ekor sapi dalam sehari. Untuk menampung urine ini dibutuhkan instalasi khusus pembuangan limbah ternak secara permanen. Dengan begitu, urine sapi secara otomatis bisa tertampung dalam wadah yang telah disiapkan.






    Dari hasil percobaan di lapangan, pupuk cair organik  dari urine sapi harus diencerkan terlebih dahulu. Dosisnya adalah  1 liter pupuk cair organik dari  urine sapi dicampur dengan 60 liter air. Pupuk ini terbukti cukup baik sebagai penyubur tanaman, akan tetapi jika komposisinya tidak pas justru membuat layu tanaman. Selain sebagai penyubur, pupuk ini juga  ada berkhasiat untuk menghalau hama. Dengan demikian, penggunaan pupuk cair organik dari urine sapi ini dapat menambah keuntungan  para petani, karena mengurangi  biaya operasional perawatan tanaman.






    Sumber :


  • wawasandigital.com

  • submersibledesign.com
  • 23.08 | 0 komentar | Read More

    Cara Efisiensi Reproduksi Sapi Perah


    efisiensi reproduksi sapi perah

    Ukuran efisiensi reproduksi dalam usaha peternakansapi perah sangatlah penting, karena untuk mendapatkan produksi susudan keuntungan yang optimal sangat bergantung kepada pengaturan reproduksi sapiperah tersebut.







    Ada beberapa ukuran efisensi reproduksi untuk sapi perahberdasarkan performans reproduksi selama satu periode laktasi yaitu :





    • Periode kosong (days open) yaitu periode atauselang waktu sejak sapi beranak sampai dikawinkan kembali dan terjadikebuntingan. Apabila kawin pertama setelah beranak terjadi kebuntingan, makaperiode kosong sama dengan selang waktu kawin pertama setelah beranak (firstservice postpartus).







    • Kawin pertama setelah beranak (first servicepostpartus) yaitu selang waktu sejak sapi beranak sampai dikawinkankembali. Kawin pertama setelah beranak yang baik berkisar 45-60hari (pada berahi kedua atau berahi ketiga).





    • Periode kawin (service period) yaitu selangwaktu sejak sapi kawin pertama setelah beranak sampai kawin terakhir terjadikebuntingan. Lamanya periode kawin dipengaruhi oleh jumlah kawin pada setiapkebuntingan (service per conseption).






    • Jumlah kawin pada setiap kebuntingan (service perconseption) yaitu berapa kali sapi dikawinkan sampai terjadikebuntingan.  S/C yang ideal berkisar 1-3 kali.





    • Jarak beranak (calving interval) yaitu selangwaktu antara beranak sampai beranak berikutnya. Jarak beranak yang idealberkisar 12-14 bulan.






    • Indeks beranak (calving index) yaituperbandingan antara annual calving dengan calving interval yangdidapat dari seekor sapi perah. Annual calving yang ideal di Indonesia 12bulan (365 hari).






    Performans reproduksi lainnya yang harus mendapatperhatian adalah :



    1. Siklus berahi (heat period) yaitu selang waktudari berahi sampai berahi berikutnya. Siklus berahi pada sapi dewasa berkisar 18-24hari atau rata-rata 21 hari, sedangkan pada sapi dara biasanya lebihpendek yaitu 15-17 hari.


    2. Lama berahi (heat of duration) yaitu selangwaktu sejak sapi mulai berahi sampai sapi normal kembali. Lamanya berahi padasapi perah berkisar 6-36 jam atau rata-rata 18 jam. Padasapi dara lebih cepat yaitu rata-rata 15 jam. Awal berahi danlamanya berahi sangat penting untuk menentukan waktu perkawinan yang tepat.


    3. Lama bunting (gestation period) yaitu selangwaktu sejak sapi dikawinkan dan terjadi kebuntingan sampai beranak. Lamabunting pada sapi perah 283±5 hari atau sembilan bulan.







    Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi reproduksiantara lain :







    • Pakan; Telah dijelaskan bahwa ransum yang diberikankepada sapi perah harus benar-benar diperhatikan dan dihitung sesuai kondisidan kebutuhan ternak tersebut. Nutrisi yang terkandung di dalam ransum harusdalam keadaan seimbang dan sesuai dengan kebutuhan. Apabila ada kekurangansalah satu nutrisi, maka keseimbangan nutrisi di dalam ransum turun, sehinggamengakibatkan mundurnya fungsi organ-organ reproduksi dan fungsikelenjar-kelenjar yang memproduksi hormon.





    • Suhu udara dan musim; suhu udara sangat berpengaruhterhadap sifat reproduksi misalnya pada sapi yang dikandangkan dengan suhuudara 24-35 0C, lama berahi kurang lebih 11 jam,sedangkan pada suhu udara 17-18 0C lama berahi rata-rata 20jam. Dari hasil penelitian membuktikan bahwa sapi perah yang mempunyai siklusberahi kurang dari 18 hari sebanyak 5%, 18-24 hari sebanyak 85%dan yang lebih dari 24 hari sebanyak 10%.






    • Manajemen; Secara keseluruhan manajemen atautatalaksana sangat berpengaruh, karena sapi perah sangat sensitif terhadapperubahan-perubahan manajemen terutama yang berhubungan langsung denganternaknya. Dalam tatalaksana reproduksi yang penting adalah adanya catatan yangmenginformasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan reproduksi. Catatan iniharus lengkap dan jelas.





    • Penyakit; Apabila ternak terserang penyakit, makabiaya yang dikeluarkan cukup besar. Oleh karena itu sebaiknya dilakukanpencegahan baik melalui seleksi maupun vaksinasi secara rutin.








    Artikel diambil dari :



  • Deskripsi Sapi Perah Fries Holland, Didin S Tasripin,Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
  • 23.07 | 0 komentar | Read More

    Mengenal Standar Potongan Daging Sapi, cara memotong sapi


    standar pemotongan daging sapi

    Daging sapi adalah bahan baku produk makanan bergizi yang digemari oleh banyak orang, tetapi bagi beberapa golongan, daging sapi termasuk makanan mewah  yang tidak setiap saat dapat dinikmati.



    Banyak makanan yang diolah menggunakan daging sapi ini, karena daging sapi memiliki nilai organoleptik spesifik yang sangat cocok untuk berbagai macam masakan (olahan), tergantung kepada daerah atau wilayah dimana bahan baku daging sapi tersebut digunakan. Bahkan bukan saja cara mengolahnya, cara pemotongan sapi juga  berbeda tergantung dari pemakaian/permintaan para konsumennya.






    Ketika hendak berbelanja daging segar di pasar, banyak pembeli yang masih  bingung mengenai jenis potongan daging sapi.  Untuk mudahnya, pembeli selalu menanyakan kepada pedagang mengenai daging yang empuk. Pedagang biasanya akan merekomendasikan daging “has dalam” sebagai daging yang paling empuk. Hal ini tidak salah, hanya ada perbedaan arti “empuk” yang dimaksud oleh orang awam dan pedagang daging.






    Bagi konsumen daging, seringkali  yang dimaksud “daging empuk” adalah daging yang mudah dikunyah setelah dimasak. Sedangkan menurut penjual, daging yang empuk adalah daging yang memang memiliki tekstur yang lembut seperti daging  “has dalam“.





    Kesalahan memilih daging sapi, dapat menimbulkan kekecewaan bagi pembeli. Sebagai contoh, bila pembeli ingin membuat masakan rendang. Bila pedagang memberikan daging “has dalam“, maka rendang hasil olahannya akan terlalu lembek. Hal ini terjadi karena proses memasak rendang yang lezat akan memakan waktu lama (long time cooking).







    Sebaiknya pembeli memang harus memiliki pengetahuan mengenai daging. Daging terdiri dari beberapa jenis jaringan otot. Salah satunya adalah jaringan otot rangka. Yang dimaksud jaringan otot rangka adalah jaringan otot yang menempel secara langsung atau tidak langsung pada tulang, yang menimbulkan suatu gerakan, dan atau memberikan bentuk pada tubuh.





    Secara ekonomis, jaringan otot rangka merupakan bagian yang terpenting dan utama dari karkas. Setiap otot rangka mempunyai perbedaan ukuran panjang, kedalaman, dan ketebalan. Pada tubuh sapi, otot digunakan sebagai penggerak dan sumber kekuatan. Jadi, semakin sering digerakkan, jaringan otot akan semakin banyak dan besar. Hal ni menyebabkan bagian daging seperti betis (shank) memiliki tingkat kekenyalan yang tinggi. Sebaliknya, jaringan otot yang terletak pada bagian yang jarang digerakkan, seperti pada bagian punggung (loin), memiliki tingkat keempukan yang tinggi.






    Bagi orang awam, mengenal bagian-bagian daging sapi memang sulit, karena semua daging  berwarna merah, dengan bentuk yang hampir sama. Apalagi jika daging sudah dipotong menjadi bagian yang  lebih kecil, sangat sulit untuk mengetahi asal dari potongan daging tersebut. Bagian paling utama dari potongan daging sapi adalah  karkas, yang merupakan potongan bagian tubuh sapi  diluar bagian : kepala, kulit, ekor, ujung kaki, jeroan, dan darah. Secara umum, karkas dapat dibagi ke dalam beberapa bagian, yaitu: bagian bahu, bagian punggung, bagian dada-perut, bagian paha belakang dan bagian betis.







    Dalam rangka meningkatkan perlindungan terhadap konsumen dan produsen daging sapi, maka dibuatlah suatu standar mengenai  jenis potongan karkas sapi. Penyusunan standar potongan karkas sapi, didasarkan pada metode pemeliharaan sapi potong, teknik penyembelihan, penanganan proses produksi, penyimpanan dan penilaian mutu/kualitas sapi sebelum dipotong serta perbandingan dengan Standar Daging Sapi di tempat lain.





    Pada intinya, bagian karkas yang utama disebut sebagai primal cuts (potongan utama). Primal Cuts adalah potongan-potongan besar dari karkas sapi menjadi :





    1. Sampil.


    2. Sandung lamur.

    3. Lamusir depan.

    4. Rusuk.

    5. Has luar.

    6. Samcan.

    7. Shortloin.

    8. Daging paha belakang.

    9. Pinggul tebal.

    10. Penutup.


    11. Betis depan dan belakang.




    Potongan utama kemudian dibagi menjadi sub-primal cuts dan terkadang sub-primal cuts dibagi lagi menjadi potongan ukuran porsi individual. Setiap potongan daging memiliki karakteristik masing-masing yang tentunya harus  sesuai untuk tujuan penggunannya.





    .


    Sumber :



  • ivanzz.dagdigdug.com

  • mediaindonesia.com

  • kulinologi.biz

  • el.toonpool.com

  • sandrocastelli.com

  • iabeef.org

  • allorganicshop.co.uk
  • 23.04 | 0 komentar | Read More

    Berapa Lama Daging Beku Dapat Disimpan ?


    berapa lama daging beku dapat disimpan ?

    Daging sapi merupakan salah satu makanan penghasilprotein tinggi asal hewan yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Sayangnya, keutuhan dan kesegaran daging sapi tidak dapat bertahan lama.






    Salah satu upaya untuk menjaga keutuhan dan kesegaran daging adalah dengan  cara didinginkan atau dibekukan pada suhu titik beku yang mencapaiminus 1,5 derajat Celcius (W. Lukman). Namun jika daging dibekukan pada suhutersebut, maka kualitasnya kurang baik, terkait dengan banyak dan besarnyakristal es yang terjadi selama pembekuan.







    Untuk mengatasi masalah tersebut, digunakanlah "blast freezer" yang memiliki suhu antara minus 24 sampaiminus 40 derajat Celcius. Blast Freezer dilengkapi dengan hembusan angin (blower)untuk mempercepat sehingga proses pembekuan daging, serta mengurangiterjadinya pembentukan kristal es.





    Setelah proses pembekuan selesai, daging harus disimpan dicold storage dengan suhu minus 18 derajat Celcius. Akan lebih baik lagi jika daging sapi disimpan dalam kemasan vacum. Dengan cara ini daging sapi dapat bertahan maksimum selama 12 bulan.





    Jika penyimpanan daging sapi yang telah beku ini hanya menggunakan Freezer lemari es rumahan yang memiliki suhu rata-rata minus 10 sampai 15 derajat Celcius, lama waktu penyimpanan yang dianjurkan maksimal hanya 6 bulan.






    Sumber :


    wtfooge.com


    duniaveteriner 

    23.01 | 0 komentar | Read More

    Sapi Korban Ilmu Hitam


    sapi korban ilmu hitam
    Santet adalah  ilmu aliran hitam yang
    umumnya digunakan untuk mengganggu kehidupan orang lain, meskipun dapat
    digunakan juga untuk menolong atau melindungi orang tersebut dari
    “santet’” yang lainnya. Santet mempunyai beragam nama antara lain :
    teluh, tenung, guna-guna, pelet, pengasihan, dan beragam nama dan bentuk
    lainnya yang bersumber pada hal yang sama yaitu ilmu hitam.


    Korban yang terkena santet akan
    mengalami gangguan fisik ataupun psikis. Akan tetapi dalam prakteknya,
    lebih banyak orang sakit yang “hanya merasa” terkena santet,
    dibandingkan yang terkena santet betulan. Hal inilah yang masih salah
    kaprah sampai sekarang, seperti satu kasus yang terjadi di Dusun Kampung
    Baru Desa Jajag Kecamatan Gambiran, Banyuwangi.



    Pada tanggal 9 Oktober tahun 2009 yang lalu, seekor sapi
    yang sedang hamil milik Mamad (45), salah satu warga dusun tersebut,
    mendadak terjatuh saat sedang makan. Karena kondisinya semakin memburuk,
    akhirnya sapi tersebut disembelih. Untuk meneliti penyebabnya, si pemilik mencoba memeriksa bagian dalam perut sapi tersebut.




    Anehnya, didalam lambung sapi
    itu, ditemukan 4 jarum berukuran besar, 5 jarum kecil, 30 mata pancing
    berukuran besar, lengkap dengan tali senar cukup panjang yang sudah
    dalam kondisi membelit. Semua mata kail berwarna hitam kecoklatan dan
    tampak baru. Di bagian pangkal lubangnya terdapat tali senar berwarna
    pelangi. Bahkan yang lebih mencengangkan lagi, ada satu buah besi as
    roda sepeda motor lengkap dengan bautnya.



    Warga di Dusun tersebut meyakini bahwa sapi tersebut adalah korban praktek ilmu hitam atau santet.
    Sebab, sangat tidak masuk akal jika hewan memakan benda seperti itu.
    Terlebih benda-benda aneh itu ditemukan dalam kondisi utuh



    Puluhan
    warga yang mengetahui keanehan tersebut segera datang untuk meminta
    mata kail ikan itu. Mereka menganggap bahwa “mata kail” yang terdapat di
    dalam perut sapi itu  memiliki kekuatan magis berupa “sawa” (racun
    gaib) yang berguna untuk mendapatkan lebih banyak ikan pada saat
    memancing. Akan tetapi, di balik kekuatan magisnya terdapat juga bahaya
    bagi penggunanya. Jika tak hati-hati, saat memasang umpan dan jari
    tergores, maka racun yang terdapat pada mata kail tersebut akan masuk
    kedalam aliran darah melalui luka tersebut dan dapat mengancam nyawa.
    Oleh sebab itu, sebelum digunakan mata kail itu harus ditawarkan dengan
    cara membakarnya dengan api kecil, kemudian mencelupkannya ke dalam air
    garam.




    Sumber :


  • shinemylife.wordpress.com
  • mahesajenar.com
  • unires.umy.ac.id
  • surabaya.detik.com
  • koranpendidikan.com
  • 22.58 | 0 komentar | Read More

    Fungsi ZEOLIT Pada Peternakan Sapi


    fungsi zeolit pada peternakan sapi
    Zeolit (Zeinlithos) atau berarti juga batuan mendidih, adalah senyawa zat kimia  alumino-silikat berhidrat dengan kation natrium, kalium dan barium. Saat ini Zeolit banyak digunakan di bidang peternakan untuk beberapa keperluan seperti seperti :





    • Meningkatkan nilai efisiensi nitrogen.

    • Mereduksi penyakit pada hewan ruminensia.

    • Mengontrol kelembaban dan kandungan amonia kotoran hewan.




    Penggunaan Zeolit dalam bidang peternakan didasarkan kepada dua sifat zeolit yang penting, yaitu:





    1. Kapasitas pengikat ion NH4+ yang berasal dari ammonia sangat besar .

    2. Afinitas zeolit terhadap ion-ion yang bersifat racun.




    Sedangkan  sifat-sifat umum dari Zeolit adalah  : dehidrasi, adsorben dan penyaring molekul, katalisator dan penukar ion.





    Sifat dehidrasi (melepaskan molekul H20) terjadi apabila Zeolit dipanaskan.Pada umumnya struktur kerangka zeolit akan menyusut. Tetapi kerangka dasarnya tidak mengalami perubahan secara nyata. Disini molekul H2O seolah-olah mempunyai posisi yang spesifik dan dapat dikeluarkan secara reversibel.




    Sifat adsorben dan penyaring molekul, dimungkinkan karena struktur zeolit yang berongga, sehingga zeolit mampu menyerap sejumlah besar molekul yang berukuran lebih kecil atau sesuai dengan ukuran rongganya.




    Selain itu kristal zeolit yang telah terdehidrasi merupakan adsorben yang selektif dan mempunyai efektivitas adsorpsi yang tinggi. Sifat sebagai katalis, berkaitan dengan tersedianya pusat-pusat aktif dalam saluran antar zeolit. Pusat-pusat aktif tersebut terbentuk karena adanya gugus fungsi asamtipe Bronsted maupun Lewis.



    Perbandingan kedua jenis asam initergantung pada proses aktivasi zeolit dan kondisi reaksi. Pusat-pusat aktif yang bersifat asam ini selanjutnya dapat mengikat molekul-molekul basa secara kimiawi. Sedangkan sifat  sebagai penukar ion karena adanya kation logam alkali dan alkali tanah. Kation tersebut dapat bergerakb ebas didalam rongga dan dapat dipertukarkan dengan kation logam lain dengan jumlah yang sama. Akibat struktur zeolit berongga, anion atau molekul berukuran lebih kecil atau sama dengan rongga dapat masuk dan terjebak.





    Zeolit merupakan salah satu bahan kekayaan alam yang sangat bermanfaat bagi industri kimia di Indonesia. Kandungan zeolit di Indonesia tersebar di berbagai daerah baik di pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.  Zeolit ada dua macam yaitu zeolit alam dan zeolit sintetik. Zeolit alam sudah banyak dimanfaatkan sehingga jumlahnya semakin berkurang.




    Umumnya zeolit alam digunakan untuk pupuk, penjernihan air, dan diaktifkan untuk dimanfaatkan sebagai katalis dan adsorbent. Zeolit sintetik sudah banyak digunakan di industri namun di Indonesia belum banyak diproduksi dan umumnya diperoleh dari impor.




    Indonesia banyak membutuhkan zeolit untuk proses –proses kimia di industri kimia seperti sebagai katalis, ion exchanger,dan adsorbent dalam pengolahan limbah. Untuk itu dibutuhkan zeolit sintetik yang mempunyai kemurnian tinggi dan kualitas baik. Bahan baku pembuatan zeolit adalah bahan yang mengandung silika dan alumunium.




    Kedua bahan baku ini jika diambil dari alam dan bahan logam tentunya mahal, namun dalam bentuk senyawa banyak diperoleh dan murah harganya.Silika dapat diperoleh dari bahan gelas/water glass, dan alumunium dapat diperoleh dari tawas, dan masih banyak bahan yang dapat digunakan untuk pembuatan zeolit sintetik.




    Sumber :


  • Wikipedia.org

  • vinderscout.wordpress.com
  • 22.57 | 0 komentar | Read More

    Proses Pengolahan Pakan di Mulut Sapi


    aproses pengolahan pakan di mulut sapi

    Setelah masuk kedalam mulut sapi, pakan akan diolah secara mekanis (dihancurkan) oleh gigi. Kemudian pakan akan bercampur dengan saliva (air liur), yang disekresikan oleh 3 pasang glandula saliva, yaitu glandula parotid yang terletak di depan telinga, glandula submandibularis (sumbaxillaris) yang terletak pada rahang bawah, dan glandula sublingualis yang terletak dibawah lidah.





    Kandungan Saliva terdiri dari air sebanyak 99% airdan 1% sisanya terdiri atas mucin, garam-garam anorganik, dan lisozim kompleks. Saliva pada sapi juga mengandung urea, fosfor (P), dan natrium (Na) yang dapat dimanfaatkan oleh mikroba rumen. Tetapi Saliva pada sapi  tidak mengandung enzim α-amilase yang dapat membantu proses pencernaan. Fungsi saliva adalah  untuk :





    1. Membasahi pakan agar mudah ditelan

    2. Menjaga pH rumen agar tidak naik atau turun terlalu tajam, hal ini terjadi karena saliva memiliki sifat buffer (penyangga) dari bikarbinat yang terkandung didalamnya.





    Sumber : tutorvista.com
    22.54 | 0 komentar | Read More

    Pakan Pedet Baru Lahir


    pemberian pakan pada pedet baru lahir
    Pakan yang diberikan pada periode ini hanya berupa kolostrum atau susu yang diperah sampai hari kelima atau ketujuh setelah melahirkan. Pemberian ini sangat penting karena :





    • Kolostrum hari pertama mengandung zat kebal atau antibody yang berfungsi sebagai anti infeksi



    • Kandungan gizi susu kolostrum lebih tinggi dibandingkan dengan susu non kolostrum



    • Sangat mudah diserap oleh dinding usus pedet.




    .




    Aturan pemberian kolostrum:



    1. Jumlah pemberian hari pertama maksimal 10% dari berat lahir

    2. Diberikan 3 kali sehari dengan jarak waktu yang sama sampai umur 5-7 hari

    3. Pemberian awal maksimal 2 liter

    4. Sebanyak 50% jatah pemberian sehari harus dikonsumsi dalam waktu 4-6 jam setelah lahir.









    Sumber :



  • extension.iastate.edu

  • smartnaco.com

  • Bahan pakan dan pemberian ransum sapi perah ( An-an Yulianti, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran)
  • 22.53 | 0 komentar | Read More

    Analisa Dedak Padi Untuk Pakan Sapi


    analisa desak padi untuk pakan sapi
    Dedak (rice bran) yang merupakan hasil ikutan dari pengolahan padi, merupakan salah satu komponen dari pakan sapi.  Dedak berfungsi sebagai sumber energi bagi pertumbuhan sapi. Berdasarkan penelitian, energi yang terkandung dalam dedak padi bisa mencapai 2980 kcal/kg. Angka ini relatip tergantung pada jumlah serat kasar, dan kualitas lemak yang ada didalamnya. Semakin tinggi serat kasar maka semakin rendah pula jumlah energinya. Jadi, kualitas dari Dedak sangat tergantung dari jumlah serat kasar yang terdapat didalam dedak itu sendiri.





    Untuk mendapatkan dedak dengan kualitas yang baik, dapat dilakukan beberapa analisa sbb:






    1.Analisa Fisik



    Dedak dengan kualitas yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :



    • Berwarna coklat cerah dan tidak menggumpal. Penggumpalan ini terjadi biasanya disebabkan oleh kadar air yang tinggi.

    • Tidak ada bau “tengik” (rancid). Bau tengik dapat disebabkan oleh proses oksidasi (karena dedak banyak mengandung asam lemak tak jenuh) serta tempat, cara dan lama  penyimpanan dedak yang kurang menenuhi syarat.






    2. Proximat Analysis



    Uji ini adalah uji dasar untuk aneka macam bahan baku pakan sapi  termasuk rice bran. Teknik analysa proximat tidak dijelaskan dalam tulisan ini, karena membutuhkan biaya serta peralatan dan cukup. Namun demikian ada beberapa nutrient yang harus tetap di uji untuk bisa menentukan nilai Energi metabolis dan Asam Amino dalam rice bran diantaranya adalah kadar air, protein, serat kasar, dan ash (abu). Standart hasil analisa proximat rice bran yang umumnya dipakai adalah sebagai berikut :




    Standart Hasil Analisa Proximat  (SNI 01-3178-1996-REV.1992 Dedak Padi Kualitas I)












    3. Kandungan Sekam/hull



    Kandungan sekam mempunyai korelasi positif terhadap kandungan serat kasar. Semakin tinggi kandungan sekam, semakin tinggi juga kandungan serat kasarnya. Oleh karena itu perlu ada batasan dan teknik untuk mengetahui apakah kandungan sekam normal atau tidak. Kandungan sekam umumnya kurang dari 13 %, namun seringkali ditemukan dedak padi yang kandungan sekamnya lebih dari 15%. Untuk menhindari penggunakan penggunaan dedak padi dengan kandungan sekam lebih dari 15%, perlu dilakukan test dengan Flourogucinol. Karena telah diketahui bahwa flouroglucinol tidak bereaksi dengan dedak namun memberikan warna merah pada kulit padi (sekam). Uji dengan flouroglucinol ini juga bisa mendeteksi jika dedak padi di campur atau terkontaminasi dengan serbuk gergaji, karena pada prinsipnya flouroglucinol bereaksi dengan lignin yang ada dalam kulit padi.






    Langkah – Langkah pengecekan Hull (sekam) :



    1. Grinding Sekam dan Kulit Gabah (hull)


    2. Dedak padi Grade A disaring dengan Sieve 0.6 mm

    3. Siapkan standart Dedak padi + 5%; 10%, 15%, 20%, 25% sekam

    4. Timbang masing-masing 1 gram dedak padi standart pada petri disk

    5. Timbang sample 1 gram dan letakan pada petri disk

    6. Pipet 4 ml phloroglucinol ke masing-masing petri diks

    7. Aduk sampai homogen

    8. Diamkan 10-15 menit

    9. Lihat perubahan warna dan bandingkan dengan standart







    4. Kontaminasi Bahan Organik



    Ini perlu dihindari, karena kontaminasi dengan bahan lain apapun bisa merubah komposisi nutrient, yang mana tidak semua nutrient (asam amino) selalu dianalisa sebelum digunakan. Teknik yang sering dilakukan untuk mendeteksi adanya kontaminan bahan anorganik seperti Zeolit yaitu dengan mereaksikan dengan CCl4 . Prinsipnya bahwa bahan organik akan mengapung jika ditambahkan zat tersebut sedangkan bahan anorganik tetap akan tenggelam






    5. Kontaminasi dengan Kapur



    Kontaminasi kapur pada dedak padi sering ditemukan dilapangan, karena memang harga kapur jauh lebih rendah dibandingkan dengan dedak, dan warnanyapun tidak banyak merubah warna dasar dedak. Kontaminasi dengan kapur secara fisik akan sulit diketahui, namun karena kapur dan dedak padi mempunyai perbedaan density yang cukup banyak sehingga merubah density dedak yang terkontaminasi. Density dedak rata-rata 350 gram/lt, sedangkan density dedak yang terkontaminasi kapur bisa mencapai 450 gram/lt.







    Selain dari segi perbedaan density, kontaminasi dengan kapur juga bisa di uji secara kimiawi. Adanya reaksi HCL dengan kapur bisa digunakan untuk menguji adanya kontaminasi tersebut.






    Peternak juga perlu memperhitungkan energi yang terkandung didalam dedak padi dengan cermat. Berikut adalah Simulasi hubungan energi pada dedak padi dengan nilai nutrisinya. Perubahan nilai protein biasanya tidak signifikan pengaruhnya terhadap kandungan energi, sedangkan peningkatan kandungan serat kasar dan abu akan menurunkan nilai energi cukup banyak.


    22.51 | 0 komentar | Read More

    Kapal Pengangkut Ternak


    kapal ternak

    Sekitar 700.000 ekor sapi potong diimpor negara kita setiap tahunnya. Sapi tersebut sebagian besar berasal dari Australia yang diangkut dengan menggunakan kapal laut.  Dengan jumlah sebesar itu, seperti apakah  kapal pengangkut yang biasa digunakan oleh para perusahaan feedlot di Indonesia ?. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar-gambar dibawah ini.

















    Sumber :


    • shipspotting.com

    • k53.pbase.com

    • liveexportshame.com


    • abc.net.au

    • pakistanpaedia.com

    • advocacy.britannica.com

    22.50 | 0 komentar | Read More

    Dedak Padi Pakan Sapi, makanan sapi






    dedak padi pakan sapi
    Dedak adalah hasil samping proses penggilingan padi. Untuk menghasilkan beras, bulir padi harus digiling, yaitu suatu proses untuk  memecahkan  kulit padi menjadi beras pecah kulit.


    Selanjutnya dilakukan proses penyosohan untuk mendapatkan beras berwarna putih yang disukai konsumen.



    Secara umum, proses penggilingan padi menghasilkan :

    • Biji beras utuh……………….55%

    • Biji beras patah……………..15%

    • Kulit………………………..20%

    • Dedak halus atau bekatul……10%



    Dari proses penyosohan itulah lapisan kecokelatan yang menyelimuti biji beras dilepaskan. Lapisan ini disebut dedak atau bekatul padi (rice bran). Dedak ini harus dilepas dari biji beras karena mengandung enzim lipase yang membuatnya tengik sehingga tak cocok untuk konsumsi manusia.




    Sebenarnya, dedak mengandung paling tidak 65 persen dari zat gizi mikro penting yang terdapat pada beras dan komponen tanaman bermanfaat yang disebut fitokimia, berbagai vitamin (thiamin,niacin, vitamin B-6), mineral (besi, fosfor, magnesium, potassium),asam amino, asam lemak esensial, dan antioksidan (Hariyadi, 2003).



    Kandungan kaya gizi itu, membuat dedak menjadi bahan pangan fungsional yang penting, yang mengurangi risiko terjangkitnya penyakit dan meningkatkan status kesehatan tubuh. Dedak juga merupakan bahan bersifat hipo alergenik dan sumber serat makan (dietary fiber) yang baik. Oleh sebab itu dedak pada awalnya dimanfaatkan sebagai pakan ternak.



    dedak padi pakan sapiPemanfaatan dedak sebagai bahan pakan ternak sudah umum dilakukan. Pada usaha pembibitan sapi , dedak padi dapat menggantikan konsentrat komersial hingga 100%, terutama pada dedak padi kualitas sedang sampai baik yang biasa disebut dengan pecah kulit (PK) 2 atau sparator.




    Akan tetapi penggunaan dedak padi sebagai pakan ternak,tetap harus diwaspadai kualitasnya.  Kandungan nutrisinya  sangat bervariasi, bergantung pada jenis padi dan jenis mesin penggiling,serta kemurnian dari dedak itu sendiri. Pada saat dedak padi sulit dicari, para penjual dedak padi seringkali mengurangi mutunya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.  Modusnya dengan cara  sebagai berikut :



    • Mengurangi  kandungan beras-menir dalam dedak, pemisahan sparator,dan penambahan tepung batu kapur, limbah rumput laut, tanah putih, tepung jerami padi. Hal ini terjadi seiring dengan berkembangnya teknologi mesin penghalus (hummer mill).


    • Mencampurkan sekam yang sudah digiling kedalam dedak. Sekam adalah kulit gabah hasil samping dari proses penggilingan padi. Sekam tidak layak sebagai bahan pakan ternak karena kandungan serat kasar tinggi (35.3%). Pakan yang mengandung dedak dengan kandungan sekam 10% biasanya kurang berpengaruh, tetapi lebih dari 10% akan menurunkan performan ternak ayam broiller dan menurunkan produksi ayam petelur. Untuk ternak ruminansia kandungan sekam dalam dedak masih bisa ditelorir tidak lebih dari 25%. Hal ini dikarenakan ternak ruminansia memerlukan serat lebih tinggi dibandingkan dengan Unggas.Untuk mengetahui kandungan sekam dalam dedak dapat dilakukan dilaboratorium, tetapi hal ini memerlukan waktu yang cukup lama dan rumit. Saat ini sudah ditemukan cara untuk mendeteksi kandungan sekam dalam dedak yang lebih cepat dan praktis yaitu dengan Li_Test.




    Pada musim panen keberadaan Dedak Padi memang cukup banyak dan seringkali disimpan untuk pemakaian jangka panjang. Akan tetapi dedak padi tidak dapat disimpan lama karena :


    • Mudah rusak oleh serangga dan bakteri.

    • Mudah berjamur, yang dipengaruhi oleh kadar air,suhu serta kelembaban yang membuat jamur cepat tumbuh. Hal ini dapat diatasi dengan Zeolit dan kapur, yang berfungsi sebagai pengering atau penyerap air dari jaringan dedak padi. Penambahan zeolit atau kapur dapat meningkatkan daya simpan dedak padi sampai dengan 12 minggu.

    • Mudah berbau tengik, yang disebabkan oleh enzimlipolitik/perioksidase yang terdapat dalam dedak karena kandungan asam lemak bebas dalam dedak meningkat selama penyimpanan. Aktivitas enzim tersebut dapat dihambat antara lain dengan cara silase. Silase adalah suatu jenis produk yang dihasilkan melalui fermentasi dari bahan yang mempunyai kandungan air yang tinggi.  Kini sudah tersedia teknologi stabilisasi dedak padi. Stabilisasi dedak padi meliputi netralisasi/inaktifasi enzim lipase, yakni senyawa yang mudah teroksidasi yang menyebabkan dedak cepat busuk dengan mengeluarkan bau tengik. Enzim lipase itu merembes ke dedak pada cara penggilingan padi tradisional.  Langkah lainnya pada stabilisasi termasuk perlakuan methanolik terhadap komponen-komponen minyak mudah menguap pada padi. Dengan langkah-langkah stabilisasi tersebut dedak mempertahankan kandungan nutrisi yang cukup kaya meliputi serat-serat, vitamin B-kompleks, mineral, phytosterol, banyak jenis antioksidan, dan fraksi-fraksi minyak dan protein yang stabil.




    dedak padi pakan sapi 3Popularitas dedak padi belakangan ini benar-benar telah naik.  Produk yang tadinya hanya sebagai pelengkap makanan ternak, belum lama ini mulai dikenal sebagai produk elit dunia untuk  industri pangan. Dedak padi hasil stabilisasi menjadi salah satu bahan ramuan favorit bagi makanan dan daging olahan. Bahkan berpeluang menggeser peranan isolat protein kedelai pada produk-produk daging teremulsi.



    Henk W. Hoogenkamp menuturkan dalam ”Asia Pacific Food Industry”, perusahaan pengolahan makanan dan daging di berbagai negara termasuk di Asia kini mulai berlomba memprogramkan penggunaan dedak padi stabilisasi sebagai bahan/ramuan kunci bagi optimalisasi kualitas produk mereka. Hasil-hasil penelitian di lembaga-lembaga penelitian dan universitas di Amerika Serikat, Eropa dan Asia (Thailand dan Pilipina) telah mengkonfirmasi kemampuan dedak padi stabilisasi mengikat air dengan intensitas yang tinggi untuk jangka waktu yang lebih panjang dibanding isolat protein kedelai pada tingkat penggunaan 4%.



    Dedak padi yang telah dikenal sebagai bahan untuk makanan suplemen dan fungsional, dalam bentuk terstabilisasi memiliki potensi untuk meningkatkan sifat fungsional dan stabilisasi emulsi daging dan daging giling kasar.



    Satu rangkaian penelitian oleh sejumlah perguruan tinggi yang dilanjutkan dengan uji coba di pabrik membuka jalan bagi dedak padi untuk menjadi salah satu bahan bagi para teknolog pangan yang mencari bahan substitusi isolat protein kedelai. Pengakuan akan kelayakan dedak padi stabilisasi itu juga tercermin pada sikap Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) yang telah membolehkan penggunaan dedak padi stabilisasi sebagai bahan pengikat pada berbagai produk daging dan unggas




    Dedak
    berpotensi dikembangkan dalam industri pangan, farmasi, dan pangan suplemen (termasuk dietary supplement). Dedak padidapat sebagai bahan baku produk sereal serta  bahan dasar produk minuman fungsional yang mengandung vitamin B kompleks, gamma orizinol, tokoferol, tokotrienol, kolin, inositol, kalsium, dan potasium.



    Dedak
    juga dapat dijadikan sumber minyak berkualitas tinggi yang diperoleh dari proses ekstraksi. Hasil penelitian yang mengejutkan, minyak dedak padi (rice brand oil) bermanfaat untuk penderita diabetes karena kemampuannya mengurangi kadar gula dalam darah. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journalof Nutritional Biochemistry (Maret 2002) menyebutkan bahwa suplementasi minyak dedak padi mampu menurunkan kadar gula (glukosa) dalam darah, untuk penderita diabetes tipe I maupun tipe II.




    Peluang lain adalah tepung beras yang mempunyai sifat fisik dansensor yang khas, sehingga berpotensi sebagai bahan baku pangan. Salahsatu sifat penting itu adalah nonalergenik sehingga secara khusus dapat dimanfaatkan sebagai substitusi tepung lain, terutama tepung terigu untuk orang yang alergi terhadap gluten dan produk lainnya.



    Selain itu,tepung beras dapat diproses secara ekstrusi menjadi berbagai produk pasta, keripik, sereal sarapan, dan makanan ringan lainya. Tepung beras diperoleh dengan menggiling beras pecah atau patah, yaitu beras yang ukurannya kurang dari 3/4 ukuran biji utuh. Jadi, merupakan hasil samping dengan nilai ekonomi lebih rendah.



    Peneliti dari Departemen Pertanian Amerika (USDA), Radjit S. Kadan, berhasil mengembangkan metode pembuatan french fries dari tepung beras.Salah satu keunggulannya, ternyata selama masa penggorengan sedikit menyerap minyak, yaitu 25-50 persen. Dengan karakteristik seperti ini,french fries dari tepung beras ini bisa menjadi alternatif bagikonsumen yang ingin mengurangi lemak. Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam majalah Agricultural Research (Mei 2002).

    Silahkan baca artikel penting lainnya DISINI

    22.47 | 0 komentar | Read More

    Alat Penggembala Sapi Elektronik


    alat penggembala sapi elektronik

    Apakah anda dapat membayangkan betapa sulitnya mengembalakan sapi di padang rumput yang luas ?




    Teknologi ternyata dapat menyederhanakan pekerjaan itu. Saat ini sedang dikembangkan suatu alat untuk membantu para peternak sapi berskala besar, untuk menggembalakan sapi tanpa khawatir sapi-sapi tersebut akan hilang. 



    Alat yang diberi nama “Ear-A-Round”adalah alat yang diletakkan diatas kepada si sapi yang dilengkapi dengan earphone stereo yang dapat mengeluarkan suara tertentu untuk memerintahkan si sapi.




    Dengan sinar matahari sebagai tenaga penggerak menggunakan, alat ini sangat fleksibel untuk digunakan di padang rumput tanpa khawatir kehabisan sumber tenaga.





    Selain itu, perangkat ini juga mempunyai sistim GPS sehingga tidak perlu jangan kuatir apabila si sapi mendadak “minggat”.






    Sumber :


    • Kaspos.wordpress.com

    • Otakku.com




    22.45 | 0 komentar | Read More

    Jenis Iklim Untuk Ternak Sapi


    jenis iklim untuk ternak sapi
    Hewan ternak akan hidup dengan nyaman apabila berada di daerah yang memiliki iklim ideal yang sesuai dengan  spesies mereka. Apabila hewan hidup di lingkungan yang bersuhu kritis (suhu diatas atau dibawah normal) maka hewan akan dipaksa untuk beradaptasi. Akibatnya, hewan akan mengalami stress, yang akhirnya kembali kepada tingkat pertumbuhan dari hewan ternak tersebut.





    Iklim di Indonesia pada umumnya tergolong panas dan lembab, dengan curah hujan rata-rata diatas 1.800 mm/tahun, kelembaban udara diatas 60 %, serta perbedaan suhu udara antara siang dan malam sekitar 2 – 5 derajad celcius. Akan tetapi sesungguhnya ada beberapa  tipe iklim yang ada di Indonesia yaitu :






    Tipe Iklim basah



    Daerah dengan tipe ini memiliki suhu sedang dengan curah hujan yang sangat tinggi yang menyebabkan kelembaban udara pun menjadi sangat tinggi. Daerah ini biasanya memiliki hutan lebat dengan pepohonan dan semak-semak yang tumbuh rapat. Di daerah ini pepohonan  dapat tumbuh dengan cepat termasuk hijauan pakan ternak.  Oleh sebab itu daerah ini ketersediaan  hijauan pakan ternak terjamin sepanjang tahun. Akan tetapi , daerah seperti ini juga memiliki beberapa kekurangan seperti :







    • Produk-produk hasil peternakan yang berkadar protein tinggi cepat membusuk  karena bakteri dan parasit hidup subur di daerah seperti ini.



    • Curah Hujan yang tinggi cenderung menggerus lapisan tanah atas (top soil) pada lahan-lahan yang  ditanami hijauan pakan ternak. Sehingga apabila digunakan untuk penanaman hijauan, nilai gizi seperti protein dan mineral yang terkandung dari hijauan pakan ternak yang dihasilkan bernilai rendah







    Tipe Iklim Setengah Basah



    Daerah ini memiliki suhu yang relatip tinggi pada musim panas dan kelembaban yang rendah pada musim hujan. Umumnya merupakan padang rumput dengan pepohonan lebat yang biasa disebut sebagai “Savana”. Contohnya adalah daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Kekurangan dari daerah ini untuk pemeliharaan sapi adalah tidak ada jaminan kontinuitas hijauan pakan ternak.








    Tipe Iklim Setengah Kering



    Daerah ini ditandai dengan kelembaban yang rendah karena matahari yang selalu bersinar cerah dengan curah hujan sedikit serta perbedaan suhu antar siang dan malam cukup terasa. Umumnya berupa padang rumput berukuran pendek diseling dengan pepohonan yang terpencar-pencar atau biasa disebut sebagi “Stepa”. Walaupun di daerah beriklim seperti ini, bakteri dan parasit tidak terlalu mengganggu karena mudah diberantas, usaha peternakan sapi tidak dapat berjalan dengan baik, karena ketersediaan air selalu menjadi masalah.







    Tipe Iklim Kering



    Pada tipe iklim ini, curah hujan sangat rendah sehingga tumbuhan pun sangat jarang. Daerahnya ditandai dengan padang pasir. Daerah ini tidak direkomendasikan untuk peternakan karena hijauan dan air sulit diperoleh.









    Sumber :




    • indoforum.org

    • Sapi Potong (A.S. Sudarmono)




    ABRIANTO W. WIBISONO

    Praktisi Bisnis

    dan Wakil Bendahara DPP PPSKI
    22.41 | 0 komentar | Read More