Barang berbahaya berada di sekitar kita bahkan tanpa kita sadari barang-barang berbahaya itu kita gunakan sehari-hari. Berbahaya lantaran benda-benda ini mempunyai efek yang merugikan kesehatan. Namun sering kali kita mengabaikan efek negatif dari barang tersebut hanya karena memburu praktis dan efisien.
Berikut adalah barang-barang berbahaya yang sering kita pergunakan. Berdasarkan Peringatan Publik dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), berikut ini barangbarang berbahaya di sekitar kita yang perlu diwaspadai:
Kantong Plastik Hitam (Kresek)
Kantong plastik atau kresek menjadi salah satu barang berbahaya namun masih sering kita gunakan. Berdasarkan Peringatan Publik (Public Warning) Badan POM Nomor: KH.00.02.1.55.2890, Tanggal 14 Juli 2009, kantong plastik kresek berwarna terutama hitam kebanyakan merupakan produk daur ulang yang sering digunakan untuk mewadahi makanan.
Kantong plastik umumnya merupakan hasil proses daur ulang. Dalam proses tersebut riwayat penggunaan sebelumnya tidak diketahui, apakah bekas wadah pestisida, limbah rumah sakit, kotoran hewan atau manusia, limbah logam berat, atau lainnya. Dalam proses tersebut juga ditambahkan berbagai bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan.
Untuk itu, Jangan menggunakan kantong plastik kresek daur ulang tersebut untuk mewadahi langsung makanan siap santap.
Peralatan Makan Mengandung Melamin
Barang berbahaya selanjutnya adalah peralatan makanan yang mengandung melamin sebagaimana dalam Peringatan Publik (Public Warning) Badan POM Nomor: KH.00.01.1.23.2258, Tanggal 1 Juni 2009.
BPOM telah melakukan pengujian laboratorium terhadap 62 sampel peralatan makan “melamin” yang hasilnya ditemukan 30 peralatan makan yang positif melepaskan formalin. Peralatan makan “melamin” yang melepaskan formalin berbahaya lantaran berpotensi menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan jika digunakan sebagai wadah makanan yang berair atau berasa asam, terlebih lagi jika makanan tersebut dalam keadaan panas.
Kemasan Makanan
Kemasan makanan dari plastik polivinil krorida (PVC) juga menjadi barang berbahaya yang ada di sekitar kita dan bahkan sering kita pergunakan. Ini berdasarkan Peringatan Publik Badan POM RI No. KH.00.02.1.55.2891, Tanggal 14 Juli 2009.
PVC dibuat dari monomer vinil klorida (VCM). Monomer vinil klorida yang tidak ikut bereaksi dapat terlepas ke dalam makanan terutama yang berminyak, berlemak atau mengandung alkohol terlebih dalam keadaan panas. Dalam pembuatan PVC ditambahkan penstabil seperti senyawa timbal (Pb), kadmium (Cd), timah putih (Sn) atau lainnya, untuk mencegah kerusakan PVC. Kadang-kadang agar lentur atau fleksibel ditambahkan senyawa ester ftalat, ester adipat, dll.
Perlu kecermatan dalam memilih kemasan makanan karena tidak semua bahan kemasan makanan aman bagi makanan yang dikemasnya. Inilah bahan kemasan makanan yang perlu diwaspadai:
- Styrofoam
Istilah styrofoam sebenarnya merupakan merek dagang pabrik Dow Chemicals dari foamed polystyrene atau expandable polystyrene (EPS). Residu monomer stiren yang tidak ikut bereaksi dapat terlepas ke dalam makanan yang berminyak, berlemak atau mengandung alkohol, terlebih dalam keadaan panas.
Meskipun menurut Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFAFAO/WHO) monomer stiren tidak mengakibatkan gangguan kesehatan jika residunya tidak melebihi 5000 ppm. Namun demi tindakan kehati-hatian tidak ada salahnya untuk memperhatikan hal-hal berikut antara lain; mengenali produk styrofoam dari logonya; tidak menggunakan kemasan styrofoam dalam microwave, tidak menggunakan kemasan styrofoam yang telah rusak atau berubah bentuk untuk mewadahi makanan berminyak, berlemak apalagi dalam keadaan panas.
- Kertas
Beberapa kertas kemasan dan nonkemasan (kertas koran dan majalah) yang sering digunakan untuk membungkus makanan, terdeteksi mengandung timbal (Pb) melebihi batas yang ditentukan. Timbal yang dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernapasan maupun pencernaan yang kemudian menuju sistem peredaran darah dan menyebar ke berbagai jaringan lain, seperti: ginjal, hati, otak, saraf dan tulang. Keracunan timbal pada orang dewasa ditandai dengan gejala 3 P, yaitu: pallor (pucat), pain (sakit) & paralysis (kelumpuhan).
Untuk itu hindari penggunaan kertas sebagai pembungkus makanan karena benda ini tak ayal lagi termasuk salah satu barang berbahaya yang berada di sekitar kita.
- Botol Bekas Air Mineral
Botol bekas air mineral atau menjadi salah barang berbahaya jika digunakan berulang kali. Meskipun air minum dalam kemasan polyethylene terephthalate (PET) yang relatif aman namun botolbotol ini tetap mengandung zatzat karsinogen (atau DEHA).
Botol air mineral aman dipakai hanya untuk 12 kali saja. Jika anda ingin memakainya lebih lama, tidak boleh lebih dari seminggu, dan harus ditaruh ditempat yang jauh dari matahari. Kebiasaan mencuci ulang dapat membuat lapisan plastik rusak dan zat karsinogen itu bisa masuk ke air yang kita minum.
Kenali kode-kode kemasan plastik, pilihlah kemasan plastik yang memang bisa dipergunakan beberapa kali seperti yang berbahan polypropylene yang biasanya berkode angka 5 dalam segitiga daur ulang.
Hati-hati, Kurangi, dan Hindari. Bagi sobat yang ingin mendapatkan informasi lebih lanjut tentang bahan-bahan berbahaya dapat menghubungi Unit Layanan Pengaduan Konsumen Badan POM RI dengan nomor telepon 021-4263333 dan 021-32199000 atau e-mail ulpk@pom.go.id dan ulpkbadanpom@yahoo.com atau melihat di website Badan POM (www.pom.go.id).
Ketelitian dan kecermatan dalam memilih dan mengunakan bahan-bahan tersebut amat diperlukan sehingga mampu meminimalisir dampak negatif bagi kesehatan yang ditimbulkannya. Namun jika masih bisa menghindari dan mengurangi pemakaian barang-barang berbahaya itu dari sekitar kita kenapa tidak?. Selain dapat menimbulkan kerugian bagi kesehatan, benda-benda tersebut juga berbahaya bagi lingkungan.
Referensi: