Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.
Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut itu berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.
Bagi penduduk Bromo, suku Tengger, Gunung Bromo dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.
Bromo diresmikan sebagai taman nasional yang merupakan bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru pada tahun 1997 oleh pemerintah. Kini, Gunung Bromo menjadi salah satu obyek wisata terkenal di Jawa timur. Dari sini, pengunjung dapat menyaksikan keindahan hamparan lautan pasir serta menikmati mentari terbit (sunrise) dari puncak Gunung Bromo.
Jika ingin mengunjungi tempat ini, perjalanan bisa dicapai dengan kendaraan angkutan umum atau kendaraan pribadi, bisa juga menggunakan jasa lain di kota surabaya, malang dan sekitarnya yang bersedia mengantarkan anda berwisata ketempat ini. Di kawasan wisata bromo, temperatur udara berkisar antara 2 – 20 derajat celcius, di kawasan ini juga tersedia warung – warung kecil yang buka dimalam hari, menjual minumman kopi dan lainya serta membuat api unggun karena tidak jarang para pengunjung atau pendaki yang datang di malam hari.
Akses ke Gunung Bromo bisa ditempuh lewat tiga jalur, yakni barat, utara dan tenggara. Melalui pintu utara, wisatawan dapat menggunakan kendaraan apa saja, termasuk sepeda motor. Jalur ini adalah dari arah Probolinggo, desa terdekat untuk mencapai Bromo dari probolinggo adalah desa Cemorolawang, jaraknya kurang lebih 45 km dari Probolinggo, bisa ditempuh menggunakan angkutan umum dari Probolinggo. Kemudian, dari Cemorolawang menuju Bromo bisa menyewa jeep, kuda atau dengan berjalan kaki.
Dari arah barat, yaitu dari arah Pasuruan. Rute atau jalan ini tidak bisa dilalui kendaraan roda empat biasa, kecuali dengan menggunakan mobil jeep. Kebanyakan wisatawan yang melewati jalur ini memilih berjalan kaki dari desa Wonokitri menuju Gunung bromo dengan jarak sekitar 13 kilo meter.
Sedangkan dari arah tenggara, yakni melalui daerah Tumpang, tepatnya desa Ngadas, sebuah desa di lereng gunung bromo bagian tenggara melewati desa Gubug Klakah kecamatan Poncokusumo. Ngadas adalah persinggahan / shelter pertama dalam rute wisata ke kawasan gunung Bromo (lewat Jemplangan) dan gunung Semeru lewat Ranupane. Jalur ini cukup curam dan berkelok hingga sampai ke pertigaan Jemplang (pertigaan menuju Gunung Semeru dan Gunung Bromo). Lewat rute ini, sekaligus melewati sebuah wisata air terjun ‘’ Coban Pelangi ‘’ (info lebih lanjut pada artikel selanjutnya tentang wisata air terjun Coban Pelangi).
Bagi anda yang ingin berkunjung ke Bromo, bisa menginap di penginapan atau hotel terdekat dari tempat wisata Gunung Bromo ( lihat informasi hotel di sini atau di sini ). Pilih rute yang paling mudah dan terdekat menurut anda atau mennggunakan agen jasa yang siap mengantarkan anda berwisata ke Bromo di kota Surabaya, malang dan sekitarnya.
keyword
Gunung Bromo,Gunung Bromo,Gunung Bromo,Gunung Bromo,Gunung Bromo,Gunung Bromo,Gunung Bromo,Gunung Bromo,Gunung Bromo,Gunung Bromo,Gunung Bromo,Gunung Bromo,Gunung Bromo,Gunung Bromo,Gunung Bromo,Gunung Bromo,Gunung Bromo,Gunung Bromo,Gunung Bromo,Gunung Bromo,Gunung Bromo,Gunung Bromo,Gunung Bromo,Gunung Bromo,Gunung Bromo,