Pages

Subscribe:

Labels

Analisa Dedak Padi Untuk Pakan Sapi


analisa desak padi untuk pakan sapi
Dedak (rice bran) yang merupakan hasil ikutan dari pengolahan padi, merupakan salah satu komponen dari pakan sapi.  Dedak berfungsi sebagai sumber energi bagi pertumbuhan sapi. Berdasarkan penelitian, energi yang terkandung dalam dedak padi bisa mencapai 2980 kcal/kg. Angka ini relatip tergantung pada jumlah serat kasar, dan kualitas lemak yang ada didalamnya. Semakin tinggi serat kasar maka semakin rendah pula jumlah energinya. Jadi, kualitas dari Dedak sangat tergantung dari jumlah serat kasar yang terdapat didalam dedak itu sendiri.





Untuk mendapatkan dedak dengan kualitas yang baik, dapat dilakukan beberapa analisa sbb:






1.Analisa Fisik



Dedak dengan kualitas yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :



  • Berwarna coklat cerah dan tidak menggumpal. Penggumpalan ini terjadi biasanya disebabkan oleh kadar air yang tinggi.

  • Tidak ada bau “tengik” (rancid). Bau tengik dapat disebabkan oleh proses oksidasi (karena dedak banyak mengandung asam lemak tak jenuh) serta tempat, cara dan lama  penyimpanan dedak yang kurang menenuhi syarat.






2. Proximat Analysis



Uji ini adalah uji dasar untuk aneka macam bahan baku pakan sapi  termasuk rice bran. Teknik analysa proximat tidak dijelaskan dalam tulisan ini, karena membutuhkan biaya serta peralatan dan cukup. Namun demikian ada beberapa nutrient yang harus tetap di uji untuk bisa menentukan nilai Energi metabolis dan Asam Amino dalam rice bran diantaranya adalah kadar air, protein, serat kasar, dan ash (abu). Standart hasil analisa proximat rice bran yang umumnya dipakai adalah sebagai berikut :




Standart Hasil Analisa Proximat  (SNI 01-3178-1996-REV.1992 Dedak Padi Kualitas I)












3. Kandungan Sekam/hull



Kandungan sekam mempunyai korelasi positif terhadap kandungan serat kasar. Semakin tinggi kandungan sekam, semakin tinggi juga kandungan serat kasarnya. Oleh karena itu perlu ada batasan dan teknik untuk mengetahui apakah kandungan sekam normal atau tidak. Kandungan sekam umumnya kurang dari 13 %, namun seringkali ditemukan dedak padi yang kandungan sekamnya lebih dari 15%. Untuk menhindari penggunakan penggunaan dedak padi dengan kandungan sekam lebih dari 15%, perlu dilakukan test dengan Flourogucinol. Karena telah diketahui bahwa flouroglucinol tidak bereaksi dengan dedak namun memberikan warna merah pada kulit padi (sekam). Uji dengan flouroglucinol ini juga bisa mendeteksi jika dedak padi di campur atau terkontaminasi dengan serbuk gergaji, karena pada prinsipnya flouroglucinol bereaksi dengan lignin yang ada dalam kulit padi.






Langkah – Langkah pengecekan Hull (sekam) :



  1. Grinding Sekam dan Kulit Gabah (hull)


  2. Dedak padi Grade A disaring dengan Sieve 0.6 mm

  3. Siapkan standart Dedak padi + 5%; 10%, 15%, 20%, 25% sekam

  4. Timbang masing-masing 1 gram dedak padi standart pada petri disk

  5. Timbang sample 1 gram dan letakan pada petri disk

  6. Pipet 4 ml phloroglucinol ke masing-masing petri diks

  7. Aduk sampai homogen

  8. Diamkan 10-15 menit

  9. Lihat perubahan warna dan bandingkan dengan standart







4. Kontaminasi Bahan Organik



Ini perlu dihindari, karena kontaminasi dengan bahan lain apapun bisa merubah komposisi nutrient, yang mana tidak semua nutrient (asam amino) selalu dianalisa sebelum digunakan. Teknik yang sering dilakukan untuk mendeteksi adanya kontaminan bahan anorganik seperti Zeolit yaitu dengan mereaksikan dengan CCl4 . Prinsipnya bahwa bahan organik akan mengapung jika ditambahkan zat tersebut sedangkan bahan anorganik tetap akan tenggelam






5. Kontaminasi dengan Kapur



Kontaminasi kapur pada dedak padi sering ditemukan dilapangan, karena memang harga kapur jauh lebih rendah dibandingkan dengan dedak, dan warnanyapun tidak banyak merubah warna dasar dedak. Kontaminasi dengan kapur secara fisik akan sulit diketahui, namun karena kapur dan dedak padi mempunyai perbedaan density yang cukup banyak sehingga merubah density dedak yang terkontaminasi. Density dedak rata-rata 350 gram/lt, sedangkan density dedak yang terkontaminasi kapur bisa mencapai 450 gram/lt.







Selain dari segi perbedaan density, kontaminasi dengan kapur juga bisa di uji secara kimiawi. Adanya reaksi HCL dengan kapur bisa digunakan untuk menguji adanya kontaminasi tersebut.






Peternak juga perlu memperhitungkan energi yang terkandung didalam dedak padi dengan cermat. Berikut adalah Simulasi hubungan energi pada dedak padi dengan nilai nutrisinya. Perubahan nilai protein biasanya tidak signifikan pengaruhnya terhadap kandungan energi, sedangkan peningkatan kandungan serat kasar dan abu akan menurunkan nilai energi cukup banyak.