Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda terletak di Desa Ciburial, Kecamatan Cicadas, serta Desa Langensari dan Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Peresmian sebagai hutan rekreasi dilakukan pada tanggal 23 Agustus 1965 berdasarkan SK Menteri Pertanian RI Nomor 575/Kpts/Um/1980.
Kemudian dikeluarkan lagi SK Presiden RI Nomor 3 Tahun 1985. Pada tanggal 14 Januari 1985, bertepatan dengan peringatan hari kelahiran Ir. H. Djuanda, Presiden Soeharto meresmikan Taman Wisata Curug Dago menjadi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Sejak itu, kawasan tersebut ditingkatkan lagi fungsinya sebagai sarana pendidikan, penelitian, latihan dan penyuluhan di lapangan terbuka, penyediaan plasma nutfah sumber keturunan, sarana wisata alam, dan peredam banjir/erosi kota Bandung.
Nama Djuanda dipilih sebagai bentuk penghormatan atas dedikasi dan jasanya untuk bangsa Indonesia. Sebagaimana yang dicatat sejarah, pahlawan nasional kelahiran Tasikmalaya yang memiliki nama lengkap Djuanda Kartawidjaja ini termasuk salah satu aktor intelektual di balik peristiwa proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Selain itu, beliau juga pernah menjadi Perdana Menteri di era Demokrasi Terpimpin.
Luas THR Ir. Djuanda mencapai sekitar 527,03 hektar, yang membentang mulai dari kawasan lembah Cikapundung di Dago Pakar sampai ke Maribaya di kawasan lembah perbukitan Dago Utara. Kondisi alam yang demikian memberi ruang yang cukup bebas kepada pengunjung untuk melakukan berbagai kegiatan di kawasan ini.
Hutan di taman ini merupakan hutan sekunder dan hutan tanaman yang memiliki sekitar 2.500 jenis pohon yang termasuk dalam 40 familia dan 112 spesies. Pohon-pohon tersebut didatangkan dari berbagai negara dan daerah di Indonesia
Koleksi flora kawasan ini kian lengkap saja dengan terdapatnya aneka jenis tumbuhan bawahnya yang terawat rapi, seperti teklan (Eupatorium odoratum), ekaliptus (Ecalyptus deglupta), mahoni (Switenia macrophylla), bungur (Lagerstruemia sp), saninten (Cartanopsis argentea), pasang (Quercus sp), damar (Agathis damara), dan waru gunung (Hibiscus similis).
Di Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, terdapat aneka satwa liar seperti musang (Paradoxunus hermaproditus), bajing (Callosciurus notatus), kera ekor panjang (Macaca fascicularis), burung kamata (Zoeteraps palpebrosus), perenjak Jawa (Lonchura leucogastroides), burung cinenen pisang (Orthotomus sutorius), dan ayam hutan (Galus-galus banriva).
Bagi pengunjung yang suka tantangan, di kawasan tersebut terdapat hiking area dengan jarak sekitar 5 kilometer sampai ke kawasan Maribaya.
Bila bosan dengan wisata alamnya, pengunjung dapat mencoba suasana lain, seperti mengunjungi goa bekas terowongan air PLTA Bengkok yang pernah menjadi pusat komunikasi radio tentara Belanda, goa bekas benteng tentara Jepang dari serbuan tentara Belanda dan sekutu, atau mengunjungi museum yang berisi berbagai koleksi piagam dan medali penghargaan yang diraih Ir. H. Djuanda dari dalam dan luar negeri.
Kawasan THR Ir. H. Djuanda berjarak sekitar 7 kilometer dari jantung kota Bandung. Kawasan tersebut dapat diakses menggunakan semua jenis kendaraan bermotor.
Pengunjung yang menggunakaan kendaraan pribadi dapat langsung menuju lokasi. Pengunjung yang menggunakan angkutan umum, dapat naik angkutan kota jurusan Bandung-Terminal Dago. Dari Terminal Dago, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki, atau naik ojek menuju lokasi.
keyword
Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda,Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda,Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda,Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda,Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda,Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda,Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda,Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda,Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda,